1. Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Masa pendudukan Jepang di
Indonesia berlangsung selama 3,5 tahun, namun dampaknya bagi bangsa Indonesia
meliputi berbagai bidang, diantaranya bidang
politik,ekonomi,sosial,budaya,birokrasi, dan militer. Memasuki awal tahun 1944,
tentara Jepang mulai mengalami kekalahan diberbagai daerah, karena para pemuda telah memiliki
keahlian dan keterampilan militer yang
dapat
dimanfaatkan dikemudian hari pada saat
mempertahankan kemerdekaan menghadapi tentara Sekutu dan Belanda.
Hingga akhirnya Proklamasi kemerdekaan
dibacakan, itu menunjukan keberanian
bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Namun, proklamasi itu tidak
berlangsung lancar begitu saja.Proklamasi itu lahir dari perbedaan sikap yang
jelas antara kalangan yang menginginkan Kemerdekaan Indonesia sebagai hasil
perjuangan sendiri dan kalangan yang tidak mempersoalkan kemerdekaan itu
merupakan pemberian Jepang. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Panglima Asia Tenggara
Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia(PPKI). Dua hari kemudian, Soekarno dan Hatta, bersama dengan Rajiman
Widiodiningrat, diundang ke Dalath. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 bom atom
dijatuhkan armada udara Sekutu masing-masing di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa tersebut mendorong Terauchi
mengubah tanggal pemberian Kemerdekaan menjadi 24 Agustus 1945.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang
menyerah tanpa syarat kepadaa Sekutu.Meskipun dirahasiakan, berita kekalahan
itu dapat diketahui sejumlah tokoh gerakan bawah tanah dan para pemuda melalui
radio.Kekalahan Jepang itu menimbulkan keinginan kuat dan keberanian untuk
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia sesegera mungkin.Hal itulah yang
mendasari terjadinya peristiwa Rengasdengklok.Dengan kepastian tanggal tersebutketiga
tokoh tadi kembali ke Indonesia.
Makalah ini membahas peristiwa
Rengasdengklok karena pada peristiwa ini merupakan puncak dari tujuan bangsa
Indonesia mencapai kemerdekaan.Perjuangan bangsa Indonesia pada Peristiwa
Rengasdengklok sangat besar.Jadi, penulis mengambil topik mengenai Peristiwa
Rengasdengklok guna menumbuhkan semangat Nasionalisme dan Patriotisme bagi
generasi penerus bangsa Indonesia di era modernisasi saat ini.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut.
1) Mengapa tiga tokoh Indonesia dipanggil ke
Dalath?
2) Bagaimana Peristiwa Rengasdengklok terjadi?
3)
bagaimanakah pengaruh setelah Peristiwa Rengasdengklok?
1.3
Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas
makalah ini mempunyai tujuan masalah sebagai berikut.
1) Mengetahui dan mengerti alasan pemanggilan
tiga tokoh Indonesia ke Dalath.
2)
Memahami terjadinya Peristiwa Rengasdengklok.
3)
Mengetahui pengaruh yang terjadi setelah Peristiwa Rengasdengklok.
2. Pembahasan
2.1
Peristiwa Pemanggilan Tiga Tokoh Indonesia Ke Dalath
Jepang yang semakin mendesak dalam
perang Asia Pasifik oleh pihak Sekutu, menyadari bahwa mereka akan mengalami
kekalahan. Oleh karena itu, Jepang mula-mula
memberikan janji kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia. Kemudian
dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan
Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI), maka pada saat yang sama Dokuritsu Junbi
Cosakai dianggap bubar. Kepada para anggota PPKI, Guseikan Mayor Jenderal Yamato
mengucapkan terimakasihnya dan menegaskan kepada mereka bahwa para anggota yang
duduk dalam PPKI itu tidak dipilih oleh pejabat dilingkungan Tentara
Keenambelas saja, akan tetapi oleh Jenderal Besar Terauci sendiri yang menjadi
penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 tiga orang
tokoh Inonesia dipanggil ke Dalath (Vietnam) oleh Jenderal Besar Terauci.Ketiga
tokoh Indonesia yang dipanggil adalah Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta dan dr.Radjiman
Wedyodiningrat (Thamiend,2000: 168). Dalam pertemuan di Dalath pada tanggal
12 Agustus 1945 Jenderal Besar Terauci menyampaikan kepada ketiga pemimpin
tersebut, bahwa keputusan pemerintah kekaisaran Jepang untuk memberikan
kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia yang wilayahnya meliputi seluruh bekas
Hindia Belanda. Dengan demikian, pertemuan di Dalath merupakan momentum politik
yang besar artinya kearah pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang
telah dicita-citakan selama berabad-abad.
Dua puluh satu anggota telah
dipilih, tidak hanya terbatas pada wakil-wakil dari Jawa yang ada di bawah
pemerintahan Tentara Keenambelas, tetapi juga dari berbagai pulau, seperti
berikut : 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatra, 2 dari Sulawesi, seorang
dari Kalimantan, seorang dari Sunda Kecil(Nusa Tenggara), seorang dari Maluku,
dan seorang dari golongan penduduk Cina. Yang ditunjuk sebagai ketua dalam PPKI adalah Ir. Soekarno,
wakilnya Drs. Moh. Hatta dan sebagai penasehat ditunjuk Mr. Subardjo.Kemudian
oleh orang Indonesia sendiri, anggota PPKI ditambah dengan enam orang lagi
tanpa seizin pihak Jepang. Anggota-anggota itu adalah Wiranata Kusuma, Ki Hajar
Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo, Sajuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan Ahmad
Subardjo(Notosantoso,1984:78). Dan pada saat ketiga tokoh PPKI, yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan
dr. Radjiman Wedyodiningrat kembali ke Indonesia dan tiba pada tanggal 15 Agustus
1945 belum mengetahui sedikitpun bahwa sebenarnya Jepang telah menyerah tanpa
syarat kepada
Sekutu, sehubungan dengan dijatuhkannya bom atom di Hirosima dan Nagasaki pada
tanggal 6 an 9 Agustus 1945.
Berita mengenai kekalahan Jepang
diketahui oleh sebagian pemimpin golongan pemuda.Oleh karena itu, setibanya di
Jakarta Soekarno dan
Hatta langsung didesak oleh para pemuda agar keduanya segera memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia. Keinginan para pemuda itu ditanggapi oleh kedua tokoh
dengan mengatakan bahwa masalah Proklamasi Kemerdekaan akan dibicarakan pada
rapat PPKI yang akan dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pendapat kedua
tokoh tersebut tidak disetujui oleh para pemuda, sehingga terjadi peristiwa
Rengasdengklok.
2.2 Peristiwa
Rengasdengklok
Pada malam hari tanggal 15 Agustus
1945, para pemuda mengadakan rapat di ruang Laboratorium Mikrobiologi di
Pegangsaan Timur. Rapat ini dihadiri oleh tokoh radikal, antara lain Chaerul
Saleh, Soekarni, Yusuf Kunto, Soerachmat, Djohan Noer, Darwis, Abdoer ahcman,
Moewardi, Sempoen Singgih, Hamani, dan Wikana. Rapat tersebut dipimpin oleh
Chaerul Saleh yang mengambil keputusan untuk mendesak Soekarno dan Hatta agar mau memutuskan hubungannya
dengan pemerintahan militer Jepang dan bersedia berunding dengan para
pemuda. Rapat ini dilakukan karena terjadi perbedaan pendapat antara kalangan
tua dan kalangan muda terhadap kapan dilaksanakannya
Proklamasi Kemerdekaan.
1)
Sikap Kalangan Tua
Pihak yang disebut kalangan tua adalah
para anggota PPKI.Tokoh yang menonjol dalam kelompok ini aalah Soekarno dan
Moh.Hatta.mengenai tanggal Proklamasi Kemerdekaan, kalangan tua cenderung
menyesuaikan iri dengan ketentuan Pemerintah Militer Jepang, yakni tanggal 24
Agustus 1945. Mereka tidak berani melanggar ketentuan itu karena khawatir akan
adanya pertumpahan darah . Kalangan tua beranggapan bahwa cepat atau lambat
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan bukan masalah yang penting, tetapi
masalah yang penting adalah Proklamasi Kemerdekaan harus dipersiapkan secara
matang dan bagaimana cara menghadapi pasukan sekutu yang akan datang nanti.
Untuk itu, segala sesuatu yang menyangkut Proklamasi Kemerdekaan harus
dibicarakan dalam rapat PPKI.Sehingga dengan demikian tidak menyimpang dengan
ketentuan Jepang, yang menetapkan waktu pelaksanaan Proklamasi Keerdekaan.
2)Sikap
Kalangan Muda
Pihak yang disebut kalangan muda adalah
para mahasiswa dan anggota PETA.Mereka memiliki sikap radikal mengenai
Proklamasi Kemerdekaan.Mereka tidak menyetujui jika pelaksanaan Proklamasi
Kemerekaan sesuai dengan keputusan Jenderal Besar Tarauci.Kalangan muda
beranggapan bahwa kalangan tua terlalu mengikuti ketentuan Jepang. Dengan
terlalu mengikuti ketentuan
Jepang, Kemerdekaan Indonesia menjadi tanpa makna karena sama dengan pemberian
Jepang. Mereka menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan dengan kekuatan
sendiri tanpa mengindahkan Jepang. Dengan begitu akan menimbulkan kesan bahwa
Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan rakyat Indonesia sendiri.
Sutan Syahrir termasuk tokoh pertama yang
mendesak Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia tanpa
menunggu janji Jepang yang dianggap tipu muslihat belaka. Karena ia mendengar radio
yang tidak disegel Pemerintah Jepang, maka ia mengetahui bahwa Jepang sudah
memutuskan menyerah(Notosusanto,1984:79-80).
Pada tanggal 15 Agustus 1945, malam hari
kalangan pemuda mengutus Darwis dan Wikana untuk menyampaikan kemauan kalangan
pemuda kepada
Soekarno dan Hatta.Kedua pemimpin itu tetap tegas pada pendiriannya yaitu
membicarakan terlebih dahulu Proklamasi Kemerdekaan dengan PPKI.Pada pembicaan
tersebut tidak mencapai kata sepakat, kalangan pemuda bermaksud mengamankan Soekarno
dan Hatta keluar Jakarta(Matroji,2004:4).
Adanya perbedaan paham itu telah
mendorong kalangan pemuda untuk membawa Soekarno dan Hatta keluar Kota.
Tindakan tersebut diambil dari
hasil keputusan rapat terakhir pada pukul 00.30 WIB menjelang tanggal 16
Agustus 1945 yang diadakan oleh para pemuda bertempat di Asrama Baperpi(Badan
Permusyawaratan Pemuda Indonesia), Cikini 71, Jakarta. Selain peserta rapat di
Lembaga Bakteriologi, rapat itu juga dihadiri oleh Soekarni, Yusuf Kunto,
dr.Muwardi dan Shodanco Singgih dari
Daidan PETA Jakartasyu. Rapat tersebut memutuskan untuk mengamankan Soekarno
dan Hatta keluar Kota Jakarta dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari segala
pengaruh Jepang.Untuk menghindari kecurigaan Jepang Shodanco Singgih mendapat kepercayaan
untuk melaksanakan rencana tersebut.
Pada tanggal 16 Agustus
1945 pukul 04.30 Soekarno dan Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda keluar kota
menuju Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan disebelah timur
Jakarta.Rengasdengklok dipilih untuk tempat pengamanan Soekarno dan Hatta atas
berbagai pertimbangan sebagai berikut.
1)
Rengasdengklok dilatarbelakangi oleh
laut sehingga mudah untuk meloloskan diri apabila ada serangan dari pihak
Jepang.
2)
Sebelah timur dearah Rengasdengklok
dibentengi oleh Purwakarta dan Cimalaya yang barada dibawah penguasaan satu
Daidan PETA yang siap menghadapi setiap kemungkinan berasal dari timur.
3) Sebelah
selatan ada juga tentara PETA Kedung Gedeh.
4) Sebelah
barat ada juga tentara PETA di Bekasi yang siap menghadapi musuh yang mencoba
menyerang dari arah Jakarta(Thamiend,2000:169).
Sehari penuh Soekarno dan Hatta berada
di Rengasdengklok .Disana kalangan pemuda kembali mendesak Soekarno dan Hatta
untuk memproklamasikan kemerdekaan tanpa kaitan apapun dengan Jepang.Kedua
pemimpin itu tetap teguh pada pendirian semula.Wibawa mereka cukup kuat
sehingga kalangan pemuda segan untuk melakukan penekanan.Namun, dalam suatu
pembicaraan pribadi dengan Soekarno, Shoudanco Singgih menyimpulkan bahwa
Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan segera setelah kembali ke Jakarta.Kemudian
Singgih bergegas ke Jakarta untuk menyampaikan kesediaan Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan kepada kalangan pemuda yang ada di Jakarta.
Sementara
itu di Jakarta, antara Ahmad Subardjo sebagai wakil kalangan tua dan Wikana
sebagai wakil kalangan muda telah mencapai kesepakatan bahwa Proklamasi
Kemerdekaan dilaksanakan di Jakarta.Dimana Laksamana Maeda bersedia untuk
menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya.Atas dasar kesepakatan
itu, Ahmad Subardjo berangkat ke Rengasengklok untuk menjemput Soekarno dan
Hatta. Setibanya di Rengasdengklok, Ahmad Subardjo meyakinkan Soekarno dan
Hatta bahwa Jepang memang telah menyerah. kemudian ia meyakinkan kalangan
pemuda untuk melepaskan Soekarno dan Hatta dengan jaminan bahwa Ahmad Subardjo
member taruhan nyawanya jika Proklamasi Kemerdekaan tidak dilaksanakan pada
tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya sampai pukul 12.00 WIB. Setelah
yakin dengan jaminan tersebut Shodanco Subeno,dari Daidan PETA Rengasdengklok
bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.
2.3 Perumusan Teks
Proklamasi Kemerdekaan
Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta
pukul 23.30 WIB.Soekarno dan Hatta beserta rombongan menuju rumah Laksamana
Maeda di jalan Imam Bonjol (sekarang Perpustakaan Nasional Depdikbud).Di rumah
itulah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disusun (Notosusanto,1984:83).
Perumusan
teks Proklamasi didahului oleh perubahan sikap mendasar dari Soekarno dan Hatta
mengenai Proklamasi Kemerdekaan. Awalnya
mereka akan
melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan sesuai dengan ketetapan Jepang. Sikap itu
berubah setelah pertemuan dengan pemuka militer Jepang di Jakarta.
1)
Pertemuan dengan Mayjen Nishimura.
Soekarno dan Hatta menemui Somabuco (kepala Pemerintahan umum) Mayor Jenderal Nishimura untuk mengetahui sikapnya
mengenai rapat PPKI yang membicarakan tentang Kemerdekaan Indonesia (Matroji, 2004 : 6).
Dalam pertemuan itu tidak mengasilkan
kata sepakat.Disatu pihak Soekarno dan
Hatta bersikeras melaksanakan
Proklamasi Kemerdekaan sesuai dengan garis kebijakan Jendral Terauchi.Dilain
pihak, Nishimura
bersikeras memelihara status quo.
Berdasarkan garis kebijaksanaan itu
Nishimura melarang kegiatan dalam bentuk apapun termasuk mengadakan rapat PPKI
dalam rangka pelaksanaan ProklamasiKemerdekaan.Tidak adanya kesepahaman itu
meyakinkan Soekarno dan Hatta untuk melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan tanpa
ada kaitannya dengan Jepang.
2)
Perumusan Konsep Proklamasi Kemerdekaan
Setelah bertemu Sumabuco, Soekarno dan Hatta bergegas ke kediamanLaksamana Maeda.Disana telah berkumpul
para anggota PPKI dan kalangan Pemuda.Kemudian terjadilah peristiwa bersejarah
berupa Perumusan Teks
Proklamasi Kemerdekaan.Tokoh-tokoh yang merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan
adalah Soekarno,Hatta dan Ahmad Subardjo yang disaksikan oleh pihak kalangan
pemuda yaitu Soekarno, B.M. Diah dan Soediro.Teks tersebut dirumuskan diruang
makan Laksamana Maeda. Sebagai tuan rumah beliau mengundurkan diri kekamar
tidurnya ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung, sedangkan anggota PPKI
dan Pemuda lainya berada diserambi depan.
Soekarno kemudian mengambil secarik
kertas dan menulis sesuai dengan apa yang Hatta dan Ahmad Subardjo ucapkan.
Ahamad Subardjo menyumbangkan pikirannya yaitu “Kami rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan Kemerdekaan kami’’.Kalimat pendek dan sederhana ini telah dianggap
cukup bagi suatu langkah yang menentukan dan mempunyai arti penting dalam
sejarah dunia yang mencerminkan keadaan yang dihadapkan kepada bangsa
Indonesia.Suatu keadaan yang dikuasai
oleh ketegangan jiwa yang luar biasa ( Frederick, 2005 : 306-307 ).Kalimat pendek tersebut kemudian
dilanjutkan oleh Hatta.
Konsep
Proklamasi Kemerdekaan itu terdiri atas dua kalimat.
(1)Kalimat
Pertama merupkan pernyataan kemauan Bangsa Indonesia untuk menentukan hasilnya
sendiri.
(2)Kalimat
kedua merupakan pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan (transfer of sovereignity).
Perumusan teks Proklamasi berlansung hingga pukul 04.00 WIB
dengan menghasilkan teks proklmasi hasil tulisan tangan Ir Soekarno. Ketiga tokoh perumus teks, kemudian menjumpai
tokoh-tokoh PPKI dan kalangan pemuda yang menunggu diserambi depan. Kemudian
Soekarno membuka rapat lalu membacakan konsep proklamasi kemerdekaan.Konsep itu
disetujui dengan sedikit perubahan.
3)
Pengesahan Teks Proklamasi
Dalam pengesahan teks proklamasi terjadi
perdebatan mengenai siapa yang menandatangani teks proklamasi.Soekarno
mengusulkan agar mereka yang hadir bersma-sama teks proklamasi.Saran tersebut
diperkuat oleh Hatta.Seperti halnya naskah “Declaration
of Independence” Amerika Serikat.Tetapi usulan itu ditentang oleh kalangan
pemuda karena mereka masih menganggap bahwa kalangan tua sebagai kolaborator (orang
yang bekerjasama dengan Jepang)
apabila turut menandatangani
teks proklamasi.
Dari perdebatan yang
terjadi salah seorang tokoh
pemuda, yakni Sukarni mengusulkan supaya yang menandatangani teks proklamasi
cukup dua orang saja yaitu Soekarno dan Hatta, Atas Nama Bangsa Indonesia.Hal
ini dimaksudkan agar proklamasi kemerdekaan benar-benar bersih dari pengaruh
jepang.Usulan itu berdasarkan alsan kedua tokoh yang telah diakui sebagai
pemimpin utama rakyat Indonesia dan usulannya disetujui.
Kemudian Sayuti melik
segera mengetik teks proklamasi yang ditulis Soekarno dengan perubahan kecil.Perubahan
itu mencakup tiga hal, sebagai berikut :
(1)
Tulisan “tempoh” diganti ‘tempo”
(2)
Tulisan “wakil-wakil bangsa Indonesia”
diganti “atas nama bangsa Indonesia”
(3)
Tulisan Djakarta, “17-08-‘05’ diganti
menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”.
Baru pada jam 2.00 malam tanggal 16
menjelang tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta teks proklamasi kemerdekaan siap
dan di tandatangani oleh dwitunggal Bung Karno-Hatta disaksikan pemuda-pemuda
(Kansilh,1985:44).
Demikian pertemuan yang menghasilkan teks
proklamasi kemerdekaan itu berlangsung pada tanggal 17 Agustus 1945 dini
hari.Timbulah persoalan bagaimana teks tersebut disebarluaskan keseluruh
Indonesia. Sukarni melaporkan bahwa
lapangan
Ikada (lapangan sudut tenggara Monas) telah dipersiapkan
bagi berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengar pembacaan teks proklamasi,
tetapi Soekarno menganggap lapangan Ikada adalah salah satu lapangan umum yang
bisa manimbulkan bentrok antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Oleh karna itu Soekarno mengusulkan
supaya upacara proklamasi dilakukan di rumahnya di Jl. Pegangsaan Timur No. 56,Jakarta (sekarang gedung perintis
kemerdekaan di jalan proklamasi). Usul itu disetujui dan pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung di tempat itu pada hari Jumat
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB ditengah-tengah bulan puasa (Notosusanto, 1984: 86-87).
3. Penutup
3.1
Kesimpulan
1)
Tiga tokoh Indonesia yaitu Ir. Soekarno,
Hatta dan dr. Radjiman Widiodiningrat
dipanggil ke Dalat,Vietnam oleh Jenderal Besar Terauci untuk memberitahu bahwa
keputusan pemerintah kaisar Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia yang wilayahnya meliputi seluruh bekas Hindia Belanda.
2)
Peristiwa rengas dengklok adalah
pengamanan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta oleh kalangan pemuda yang bertujuan agar
Soekarno dan Hatta tidak terpengaru oleh jepang mengenai pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan dan agar Soekarno dan Hatta sgera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.
3)
Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan dilakukan oleh Soekarno dan
Hatta ketika mereka sadar bahwa kemerdekaan Indonesia harus segera
diproklamasikan dan tanpa adanya ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh
Jepang.
3.2 Saran
1) Untuk
masyarakat yang tugasnya sebagai
penerus bangsa harus memiliki jiwa Nasionalisme yang tinngi untuk
mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia karena apabila kita mengenang
sejarah perjuangan bangsa Indonesia,
perjuangan tersebut dilakukan penuh dengan rintangan
demi menuju kemerdekaan.
2)
Untuk pembaca diharapkan setelah membaca
makalah ini lebih mencintai tanah air Indonesia dan lebih menghargai makna
perjuangan.
Daftar
Rujukan
Frederick, William H., Soeri Soeroto.
2005. Pemahaman Sejarah Indonesia Sebelum
dan Sesudah Revolusi. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Kansils, C.T.S., Julianto.1985. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan
Indonesia. Jakarta: Erlangga..
Notosusanto,Nugroho,dkk.1984.Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta:
Balai Pustaka.
lalu dampak dari terjadinya peristiwa Rengasdengklok terhadap rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia itu apa ?
BalasHapusLalu,pengaruh dari peristiwa Rengasdengklok apa??
BalasHapusPengaruhnya yang mana?
BalasHapus